UNYULUNYU.BLOGSPOT.COM UNYULUNYU.BLOGSPOT.COM UNYULUNYU.BLOGSPOT.COM
Selamat Datang Sohib
>

Kamis, 15 November 2012

Mercedes Ruled


Season Review - 2009: Mercedes Ruled!

Dari 17 Races di Musim 2009, hanya tiga engines yang berhasil memenangi balapan, yaitu Ferrari satu kali, Renault enam kali dan Mercedes 10 kali. Uniknya Mercedes menjuarai GP tahun ini melalui dua tim yang berbeda yaitu McLaren dan BrawnGP.

Mercedes juga mempunyai tim ketiga yang juga berprestasi tak jelek walau termasuk tim kecil dan baru, Force India. Prestasi Force India bahkan dapat dikatakan luar biasa jika dilihat dari sisi budget yang amat rendah. Di GP Belgia, Giancarlo Fisichella hampir membawa Force-India-nya nyaris menjuarai lomba dengan hanya berselisih kurang dari 1 detik dari Juara GP Belgia, Kimi Raikkonen. Saat itu untuk pertama kalinya Force India mendapat point dan pointnya juga tidak main-main, delapan points untuk runner up! Kejutan Force India belum berhenti di situ. Pada GP Italy, saat Giancarlo Fisichella sudah membela Ferrari, giliran Adrian Sutil membuat kejuatan. Adrian Sutil dengan Force Indianya menjadi pemegang catatan fastest lap di GP itu dan finish di urutan ke-4 dan membawa pulang lima points. Harus diakui, performa Force India banyak terbantu oleh kehebatan engine Mercedes. Mengapa Mercedes begitu perkasa di musim ini?

Sebenarnya, seluruh engine yang digunakan pada balapan selama Musim 2009 lalu adalah engine yang spesifikasinya sama dengan engine yang dipakai di GP Jepang di Musim 2006. Ini karena regulasi “Engine Freeze” yang mulai diberlakukan di akhir Musim 2006 lalu berlaku sampai lima tahun ke depan. Selama masa Engine Freeze, tidak ada modifikasi dan pengembangan engine yang diizinkan FIA selain pengembangan dalam hal reliability atau ketahanan. Modifikasi terhadap ketahanan mau tidak mau harus diizinkan FIA karena regulasi-regulasi FIA yang bermuara pada penghematan budget banyak didapat dengan cara mensyaratkan peningkatan ketahanan.

Perbaikan performa engine McLaren mengundang kecurigaan engine manufacturer lain. Pabrikan engine lain mencurigai Mercedes mengambil manfaat dari celah aturan engine-freeze yang tersedia yaitu berupa perbaikan performa yang “dititipkan” pada perbaikan reliability. Dengan kata lain, pabrikan engine lain, menuduh Mercedes mempunyai manfaat berupa perbaikan performa dari modifikasi yang diakuinya sebagai perbaikan reliability.

Dalam kondisi normal, peningkatan performa yang berbarengan dengan peningkatan reliability sulit didapat karena secara natural, performa “bermusuhan” dengan reliabilitas. Contohnya misalnya, perbaikan reliabilitas suatu komponen sangat mudah didapat dengan memperbesar dimensi critical components (komponen-komponen yang mudah jebol). Tetapi penambahan dimensi akan menambah bobot dan penambahan bobot biasanya dibarengi dengan menurunnya performa yang berupa penurunan putaran (jika critical componentnya adalah rotating part). Tetapi perbaikan reliability tetap bisa dibarengi dengan perbaikan performa walau perlu effort khusus, misalnya dengan mengganti material komponen tadi dengan material baru yang lebih ringan tetapi lebih kuat. Effort khusus yang dimaksud di sini adalah riset khusus untuk menemukan jenis material baru itu.

Tentu saja tuduhan dari pabrikan engine lain ini disanggah oleh pihak Mercedes. Norbert Haug, Direktur Motosport Mercedes, mengatakan bahwa peningkatan performa engine Mercedes adalah kerjasama dari seluruh team untuk “mengumpulkan” peningkatan-peningkatan minor di luar pengembangan engine itu sendiri. Peningkatan-peningkatan minor itu didapat dari perbaikan kualitas bahan bakar, perbaikan proses produksi komponen sehingga didapat perbaikan surface quality dari komponen, dan perbaikan efisiensi bahan bakar yang bisa didapat dari manajemen engine-mapping yang lebih baik.

Perbaikan performa auxiliary-devices (seperti pompa bahan bakar dan pompa oli, dan kompresor udara), walau tidak langsung mengkonsumsi power engine, dapat juga memperbaiki performa mobil karena laju pompa bahan bakar dan pompa oli yang lebih efisien, berarti membutuhkan baterai yang lebih kecil dan lebih ringan. Tidak seperti auxiliary devices pada mobil jalan raya pada umumnya yang tenaganya diambil dari tenaga engine, pompa bahan bakar dan pompa oli serta kompresor pada mobil F1 digerakkan oleh baterai.

Dengan prestasi Mercedes yang sangat baik ini, Musim 2009 ini dipenuhi dengan banyak kejutan. Selain kejutan soal Tim “gurem” Force India yang mengejutakan banyak orang di akhir musim, tim baru, BrawnGP, yang hampir saja tidak dapat mengkuti Musim 2009 karena ditinggal oleh engine supplier sekaligus pemilik tim, Honda, juga menikmati kejutan menyenangkan. BrawnGP akhirnya diselamatkan oleh Mercedes yang menyanggupi mensuplai engine bagi tim milik Ross Brawn ini. Alih-alih hanya sekedar berpartisipasi pada Musim 2009 (mengingat Honda hanya ada di peringkat kesembilan atau nomer tiga dari bawah pada Musim 2008), Tim Brawn GP malah menjadi juara konstruktor dan membuat pembalap utamanya, Jenson Button, menjadi Juara Dunia.

Mercedes tidak hanya menyediakan kejutan di Musim 2009 lalu, tetapi di akhir musim ini pun mereka menyuguhkan kejutan lain. Saat tim-tim pabrikan berlomba-lomba meninggalkan F1, dimulai oleh Honda, lalu BMW dan kemudian Toyota, Mercedes justru menancapkan kukunya lebih dalam di F1 dengan membeli sebagian kepemilikan BrawnGP, walau mereka juga menjual sahamnya di McLaren. Keputusan ini cukup mengagetkan sebab walau BrawnGP adalah juara konstruktor di Musim 2009 bagaimanapun juga mereka tim baru dan relatif kecil disbanding McLaren yang sudah amat mapan dengan fasilitas dan dana yang cukup besar. Tetapi dari sudut pandang lain, keputusan ini bisa saja tepat, jika mempertimbangkan bahwa di masa depan F1 akan menjadi olahraga yang lebih hemat dan “manusiawi” dengan berbagai macam regulasi yang berujung pada penghematan budget. Dengan kata lain, saat ini tim besar dan kaya akan sedikit kehilangan keunggulannya dan tim-tim kecil bisa mengejar ketinggalalannya. Apapun bisa terjadi di F1, kita tunggu saja kejutan selanjutnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar